Namun sebuah peristiwa yang tidak terlupakan terjadi pada 14 Desember 2020. Hari itu, YouTube mengalami gangguan global. Layanan down total, membuat milyaran pengguna di seluruh dunia tak bisa mengaksesnya. Informasi pertama tentang kejadian ini saya peroleh lewat lini masa Twitter, sekitar satu jam setelah gangguan terjadi.
Saya pun mencoba membuka aplikasi YouTube di ponsel. Anehnya, video masih bisa diputar seperti biasa. Rupanya layanan sudah kembali normal saat saya mencobanya. Tapi rasa penasaran belum berhenti. Saya pun membuka aplikasi YouTube Studio, dan di situlah kejutan besar terjadi—channel YouTube saya hilang tanpa jejak.
Channel yang selama ini saya kelola dengan penuh semangat, dan telah memiliki lebih dari 36 ribu subscriber, mendadak lenyap. Satu-satunya penjelasan adalah riwayat pelanggaran hak cipta yang pernah saya terima. Padahal, beberapa video di channel tersebut sudah mendapat izin dari pemilik aslinya. Namun tampaknya, bagi YouTube, riwayat pelanggaran tetap meninggalkan jejak buruk.
Nasi sudah menjadi bubur. Channel tersebut tidak bisa dikembalikan, dan saya harus memulai segalanya dari nol. Meski berat, saya mencoba ikhlas menerima kenyataan ini. Dunia digital memang penuh risiko, dan pengalaman ini menjadi pelajaran besar bagi saya sebagai kreator konten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya senang mendengar pendapat Anda. Silakan tuliskan komentar, kritik, atau saran dengan bahasa yang sopan di bawah ini agar diskusi lebih nyaman.