Cuaca di sekitar Banjarnegara sangat sejuk. Kanan kiri jalan dipenuhi pepohonan yang rindang sehingga membuat perjalanan nyaman. Setelah sekitar tiga puluh menit, kami sampai di rumah teman kami, Yayah. Setelah beristirahat sebentar, kami yang kini berjumlah lima orang berfoto bersama di depan rumahnya.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Cilacap. Di tengah jalan kami mampir ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar. Perjalanan kali ini cukup melelahkan. Saya yang berangkat dari Semarang harus membonceng Yayah. Karena beban lebih berat, saya tertinggal dari yang lain dan hanya bisa melaju pelan.
Sampai di perempatan Buntu, Banyumas, kami berhenti sebentar untuk bertanya arah ke Cipari, Cilacap. Di sana, teman kami dari Kebumen, Munir, sudah menunggu. Setelah mencari tahu jalur tercepat, kami memutuskan untuk lurus menuju Cilacap. Setelah berkumpul semua, tim yang kini berjumlah enam orang melanjutkan perjalanan.
Perjalanan terasa menyenangkan sekaligus melelahkan. Rupanya rute yang kami ambil terlalu jauh. Sampai di gerbang masuk Cilacap, Munir yang sedari tadi memimpin di depan malah hilang jejak. Arah yang ditunjukkan Yayah juga salah. Sampai di Tugu Lilin, kami berbelok arah.
![]() |
![]() |
Kami sepakat untuk bertemu di sebuah masjid. Tim yang tinggal berlima beristirahat sambil menunaikan sholat dzuhur. Tiga puluh menit berlalu, Munir belum juga datang. Ternyata dia melewati masjid yang kami maksud. Kami pun mengganti lokasi pertemuan di sebuah terminal. Kami lupa nama daerahnya.
Sekitar setengah jam kemudian, kami bertemu di pinggir jalan dan melanjutkan perjalanan menuju Cipari. Pukul 14:00 WIB kami tiba di pasar Cipari, namun bingung mencari lokasi pernikahan. Setelah bertanya warga, kami menemukan janur kuning sebagai penanda arah ke lokasi pernikahan Sangidun dan Nita Azizah.
Kami tiba sekitar pukul 14:30 WIB dan langsung disambut oleh mempelai. Ternyata acaranya sudah selesai. Tapi fotografer masih ada, jadi kami sempat berfoto bersama pengantin. Selesai foto, kami makan dan ngobrol sejenak lalu beristirahat.
Malam tiba. Tamu-tamu mulai berdatangan, meski tak seramai siang. Setelah sholat isya, hiburan qosidah dimulai. Lagu pembuka yang saya ingat adalah “Pengantin Baru”. Kami pun menikmati acara tersebut sambil bersantai.
Sekitar pukul 20:00 WIB, acara bakar sate dimulai. Diiringi lantunan qosidah, tukang sate membakar daging kambing. Kami menikmati makan malam dengan sate. Teman lama kami, Doni, turut membantu tukang sate. Kami sudah lama tak bertemu, dan bisa bertemu lagi di acara ini sungguh luar biasa.
Malam semakin larut. Sekitar pukul 23:00 WIB acara hiburan selesai. Setelah seharian perjalanan dari Banjarnegara ke Cilacap, kami pun tidur untuk beristirahat.
Thanks for reading Touring Banjarnegara – Cilacap: Seru, Dingin, Nyasar
« Prev Post
Next Post »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya senang mendengar pendapat Anda. Silakan tuliskan komentar, kritik, atau saran dengan bahasa yang sopan di bawah ini agar diskusi lebih nyaman.